“Kau tahu aku tertarik padamu.” Ia mengecup pipiku, sementara tangannya menyelipkan anak rambut yang terjuntai ke belakang telingaku. “Aku menyukai segala kenangan yang kita jalani bersama.”
Dia memutar duduknya, menaikkan salah satu kakinya ke atas kursi, demi menghadapku dengan sempurna. “Sebenarnya apa yang lo pikirin? Chel, lo itu sahabat terbaik gue dari orok. Dimanapun kita berada, gue akan selalu ada untuk lo.”