Puisi

Aku berjalan di jalan sepi ini Sendirian, tanpa ada siapapun. Aku melihat sekeliling Kulihat beberapa orang Tidak, banyak orang berlalu lalang. Ada yang tergesa-gesa Ada pula yang berjalan dengan santai Dengan earphone terpasang di kedua telinganya. Beberapa meter jaraknya dari

Rindu dan sepi Ada tanya tapi tak ada jawaban Ada rindu tapi tak ada kepastian Ada cinta tapi tak ada keberanian Ada angan tapi tak ada keteguhan Aku mendengar suara namun tak tampak Memohon pada hati yang gusar Melonglong dan

Aku merasa bahwa aku beruntung Dilahirkan di kota ini Di sini dan bertemu denganmu Mendengar suaramu, melihat wajahmu Mungkin ini adalah takdir Melihat mata bulan sabitmu Bertemu denganmu di sini Tertawa karnamu, tersipu karnamu Kita menyukai musik yang sama Kita

Langit berwarna gelap Hiruk pikuk melanda Memenuhi seluruh penjuru Semua orang bahagia Semua tertawa senang Ini menyenangkan Aku di sini menatap angin Mereka berlari ke sana kemari Menggelitik setiap dedaunan Mengubah air menjadi gulungan indah Sepoy sepoy Aku menyukainya Di

Senyum ceriamu Tawa renyahmu Suaramu yang mengalun lembut Gerakanmu yang menggetarkan hati Aku menyukainya Dimulai dua bulan lalu Melihatmu dari kejauhan Merasakan hadirmu Menyentuh relung hati terdalam Aku tak tahu apa yang terjadi Aku mengenalmu Walau kita tak pernah bertegur

Mata hazel itu Yang selalu ku ingat Tersimpan di sudut terdalam Menyeruak hingga lapisan terluar Mengendap Melekat Waktu berjalan begitu cepat Hingga aku tidak sadar Seberapa lama hati ini merindu